Senin, 15 Februari 2021

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pendidikan Guru Penggerak

KONEKSI ANTAR MATERI

(Pembelajaran Berdiferensiasi)

Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa, yang menjadi tonggak utama kesuksesan tujuan tersebut adalah guru. Guru mengambil peranan penting dalam merubah wajah kehidupan pendidikan dan murid melalui proses pembelajaran. Sehingga tuntutan profesionalisme seorang guru sangat penting. Empat kompetensi guru yaitu Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional dan Kompetensi Sosial, dapat diaplikasikan dalam pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengutamakan hak setiap murid untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik (Merdeka Belajar). Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Hal ini sejalan pada 5 Pokok pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang menggambarkan bahwa anak tumbuh berdasarkan kodrat, beragam bakat dan hak yang sama.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

1. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.

2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.

3. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

4. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.

5. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.

Tahapan proses pembelajaran untuk dapat memenuhi hak setiap peserta didik tentu adanya pendekatan terhadap setiap murid. Pendekatan setiap murid ini sangat penting karena setiap murid memiliki karakteristik sendiri dalam belajar, sehingga pendekatan setiap murid akan berbeda pula. “Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.Ki Hajar Dewantara. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tersebut menggambarkan bahwa tumbuh kembang murid harus disesuaikan dengan karakteristik anak pendidik hanya menuntun. Terdapat murid yang lebih senang musik, olahraga, sejarah, dll. Perbedaan karakteristik ini penting dipahami oleh setiap guru untuk pembelajaran yang terarah yang berpihak pada murid atau disebut merdeka belajar (Difrensiasi Proses). Pendidik hanya menjadi penuntun bagi murid-muridnya dalam tumbuh kembang sesuai kodratnya masing-masing. Pada proses pembelajaran berdiferensiasipun, produk yang dituntut dari murid menyesuaikan dengan minat murid (Diprensiasi Produk).

Bentuk pendekatan karakteriskti murid dalam pembelajaran berdiferensiasi yaitu adanya diagnostik karakteristik murid. Diagnosis ini penting agar dapat mengetahui upaya guru memberikan pembelajaran kepada setiap murid sesuai dengan karakteristiknya. Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek yaitu 1) Kesiapan belajar murid (Readiness); 2)   Minat; dan 3) Profil belajar murid (Visual, Audiotori, dan Kinestetik).

Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar). Mengetahui ketiga aspek kebutuhan murid tersebut, penting pula seorang guru dapat membangun motivasi intrinsiknya murid. Motivasi intrinsik menjadi pendorong membangkitkan hasrat untuk belajar dengan baik. Meotivasi instrinsik mendorong motivasi murid untuk pengembangan diri, pengembangan bakat dan minat.

Menurut KI Hadjar Dewantara Pendidikan harus sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Oleh karena itu, dalam pembelajaran berdiferensiasi tetap memperhatikan alam dan zaman murid. Guru harus lebih profesional dalam situasi dan kondisi sesuai dengan keadaan murid. Pembelajaran seperti ini menjadikan pembelajaran lebih bermakna (meening full). Kebermaknaan pembelajaran ini sesuai dengan Asas TRIKON menurut Ki Hadjar Dewantara yang dapat menjadi landasannya. Kontinyu (Berkesinambungan) dan Konvergen (Pengembangan dari berbagai sumber) dan Konsentris (Pengembangan berdasarkan kepribaian sendiri/Kearifan Lokal).

Proses penerapan pembelajaran berdiferensiasi untuk lebih maksimal, dibutuhkan adanya kolaborasi dengan sesama rekan kerja. Pembentukan komunitas sesama rekan kerja dapat lebih memaksimalkan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Saling melengkapi satu sama lain tentang pendekatan karakteristik peserta didik dan teknik-teknik pembelajaran yang lebih baik serta membangun kerjasama yang baik untuk tujuan bersama.

Salam Guru Penggerak!!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGUMUMAN KELULUSAN SPENLI2022

SELAMAT ANDA TELAH SAMPAI PADA BATAS AKHIR DI JENJANG SMP. Semoga Perjalanan Kedepan Lebih Baik dari sebelumnya. Gagal adalah Sukses yang TE...